Sabtu, 16 Juni 2012

Gimana yah … Kalau Calon Istri Sudah Tidak Perawan Lagi … ?

Mungkin bagi sebagian besar pria di Indonesia … masalah keperawanan calon istri masih dianggap sebagai hal yang sangat penting … bahkan bagi yang pria yang sudah nggak perjaka lagi … (egois yah … :D ) … Keperawan itu dianggap sakral … dan merupakan simbol kesucian wanita … Lalu … bagaimana jika calon istri ternyata sudah tidak perawan lagi … dan itu baru diketahui setelah hubungan menjadi sangat serius … ?
Mungkin banyak pria yang akan kecewa ketika dihadapkan dalam posisi demikian … dan tidak jarang yang akhirnya memilih untuk membatalkan niatnya untuk menikah … Namun … seiring dengan pergeseran nilai-nilai moral dalam masyarakat … semakin banyak juga yang tidak terlalu mempedulikan masalah keperawanan calon istrinya …
Tapi … apakah sesederhana itu pertimbangannya … ? … Hmm … jika saya dihadapkan pada situasi seperti itu … ada satu hal yang akan saya pertimbangkan banget … sebelum akhirnya membuat keputusan … Oh yaa … saya masih termasuk orang yang mensakralkan keperawanan …
Sebagai orang yang masih mensakralkan keperawanan … saya nggak anti sama calon istri yang sudah nggak perawan … Ada hal yang bisa memupus masa lalu calon istri yang … anggaplah nggak sesuai dengan harapan … yaitu kejujuran dari calon istri itu sendiri … Karena itu … apakah saya mengetahui ketidak-perawanan calon istri dari pengakuannya sendiri … atau malah saya mengetahuinya dari orang lain … menjadi hal yang penting bagi saya sebelum sampai pada tahapan untuk mengambil keputusan …
Kejujuran … mungkin dapat dijadikan sebagai barometer untuk menilai seberapa besar sang calon istri itu ingin membuka dan memperkenalkan dirinya dengan jelas … Dengan berani menceritakan masa lalunya yang tidak sesuai dengan harapan calon suami … maka sesungguhnya … ehh … saya rasa deh … dia tengah berupaya untuk membuka dirinya … agar calon suaminya mengenal betul siapa dirinya … Itu artinya … dia tidak ingin membohongi calon suaminya itu … walaupun ada resiko bahwa dia akan ditinggalkan … Jika sebelum menikah saja dia tidak mau membohongi calon suaminya … maka mudah-mudahan setelah menikah … dia juga bisa menjadi istri yang lebih dapat dipercaya …
Cukupkah sampai di situ … ? … Yaa enggak juga … Banyak masalah lain yang juga mesti dipertimbangkan … misalnya … karena sebab apa keperawanannya hilang … atau seberapa sering hubungan badan dilakukan sebelum dengan calon suami yang sekarang … Beda pertimbangannya dong antara calon istri yang hilang keperawanannya karena diperkosa atau dibohongi … yang melakukannya karena terpaksa … dengan yang memang doyan melakukan hubungan badan … dan menganggap itu sebagai hal yang biasa saja yang sudah umum dilakukan … :D … Itu semua tergantung seberapa besar toleransi yang bisa diberikan oleh sang calon suami … Tapi setidak-tidaknya … kejujuran calon istri itu bisa jadi pertimbangan awal sebelum menentukan langkah selanjutnya …
Oh yaa … kejujuran itu juga mestinya bukan cuma dituntut kepada calon istri … tapi juga berlaku bagi calon suami … Biar adil … dan tercipta hubungan saling percaya … Berani nggak … ? … :D
»» Baca selengkapnya.....

Jumat, 15 Juni 2012

Kenali Dirimu, Maka Kau Akan Mengenal Tuhanmu (Allah SWT)


Dalam Bahasa Arab kata itu berbunyi :

"Man arafa nafsahu faqad arafa rabbahu"
Artinya : Barang siapa mengenal akan dirinya, maka mengenallah ia akan Tuhan-Nya

Makna dibalik kata-kata itu. Dalam proses berpikir mencari makna di balik kalimat itu, ditemukan kata baru yang semakin membuat bingung.

"Antal mautuqabal maut"
Artinya : Matikan dirimu sebelum kamu mati

Bagaimana mematikan diri sebelum kita mati? apa ini sajak? Puisi? atau karya seni yang berat? sehingga hanya orang seni yang dapat memahaminya?.

Mematikan diri = memisahkan diantara yang hidup dengan yang mati. Trus, yang dapat memisahkan itu adalah yang Hidup Tiada Mati yaitu Ruh.

Dengan adanya Ruh, manusia mendapat 7 sifat hidup yang tidak dimiliki jasad kita, sifatnya adalah :

1. Mendengar
2. Mencium
3. Melihat
4. Merasa
5. Berkehendak
6. Berkuasa
7. Berkata-kata

Tanpa itu semua, matilah si jasad ini. Ini yang menjawab sebuah kata-kata populer dikalangan sufi, "Manusia bagaikan bangkai yang berjalan"

Inilah salah satu cara untuk mengenal Allah, yaitu dengan mematikan diri. Menghilangkan terlebih dahulu semua sifat hidup yang tak dimiliki jasad ini, yang sebenarnya adalah milik Ruh.

"Awaluddin Makrifatullah, Wa Makrifaturassul"
...Awal beragama adalah mengenal Allah, Mengenal rasul
Mengenal Allah = mengenal diri kita = mematikan diri = menghilangkan sifat 7 Ruh di jasad.

Bagaimana kita bisa mengaku beragama jika kita tidak mengenal siapa yang punya agama dan yang menjadi penyebar agama-Nya?

Tak kenal maka tak sayang :)


Bahan renungan kita bersama….
Dan [ingatlah], ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering [yang berasal] dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (28)Maka ketika Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh [ciptaan] Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud [2]. QS.15; (29)
[Tidak demikian], tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; QS 15:29
[Tidak demikian], tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; QS5; 64
Sesungguhnya Tuhan kamu adalah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari, lalu Dia bersemayam d i atas ‘Arsy [3]. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan [diciptakan-Nya pula] matahari, bulan dan bintang-bintang [masing-masing] tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.QS 7; (54)..
Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku . QS 38 “75 ..
18 + 81 =99 ( Asma Ul Husna )
telapak kiri 81 , dan telapak Kanan 18
Dan apabila 81-18 = 63 ( Umur junjungan kita baginda Rasulullah saw )

 Ya allah betapa kecil dan lemahnya kami dihadapanmu…

Maaf apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, kesempurnaan hanya milik Allah.
»» Baca selengkapnya.....